Rabu, 11 September 2013

Cucu Tukang Perang: Soeprijadi Tomodihardjo


Judul                                     : Cucuku Tukang Perang
Penulis                                 : Soeprijadi Tomodihardjo
Kategori                               : Cerpen
Penerbit/Tahun                  : AKAR
Harga                                   : 27.000

Soeprijadi Tomodihardjo merupakan pengarang eksil Indonesia yang cukup menarik. Ia yang sampai hari ini menetap di Paran, Jerman, bukan hanya pengarang yang produktif, baik sebelum maupun sesudah eksil, tetapi juga karya-karyanya memperlihatkan semacam perkembangan: meluasnya cakrawala si pengarang sehingga ia mampu menghasilkan karya-karya yang bervariasi. Karya-karyanya tidak melulu bisa dikategorikan sebagai “kendaraan ideologis” belaka—hal yang sangat jamak bagi pengarang Kiri semasanya, tetapi telah menjelma karya sastra itu sendiri, sastra sebagai pertaruhan pertama dan terakhir seorang pengarang. Itulah yang ia buktikan dalam buku ini.

Cucuku Tukang Perang berisi 14 cerpen dalam dua bagian. Bagian pertama memuat kisah-kisah yang mengambil latar luar negeri. Bagian kedua memuat cerita-cerita yang berlatar Indonesia sebagai tanah asal si eksil. Pembagian ini sebenarnya bukan harga mati. Sebab di antara keduanya ada semacam jembatan dengan dua arah jalan. Yaitu adanya cerpen yang melukiskan eksil gelombang kedua dan kembalinya si eksil ke Indonesia. Dengan begitu, sebenarnya, cerpen-cerpen Soeprijadi bergerak bolak-balik antara tempat tinggal hari ini dengan kampung halaman, antara dunia pertama dan dunia ketiga, antara kenyataan hari ini dengan kenangan masa silam, antara rasionalisme dan takhayul.


Peran adalah titimangsa, ekspresi sendu yang harus ditelan dengan senyum rindu pada tanah airnya. Soeprijadi Tomodihardjo, berbeda dengan seniman-seniman eksil lain, selalu tersenyum menyikapi nasibnya sebagai sastrawan yang terbuang. Bukan berarti karya-karyanya tak perlu dibaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar