Senin, 21 Oktober 2013

Si Bongkok dari Notre-Dame I: Victor Hugo



Judul: Si Bongkok dari Notre-Dame I
Penulis: Victor Hugo
Penerbit: PT. Pantja Simpati- Jakarta
Tahun: 1987
Tebal: 326 hlm
Kategori: Novel
Harga: 20.000


Victor Marie Comte Hugo (Victor Hugo), lahir di Besancon, Prancis tanggal 25 Februari 1802 dan meninggal dunia tanggal 22 Maret 1885. Dia adalah seorang pengarang Prancis terbesar pada zamannya. Malah ada yang menganggap dia adalah yang terbesar sesudah Shakespeare.

Victor Hugo mulai menulis sajak pada usia sangat muda, 15 tahun. Pada usia itu dia sudah memperlihatkan bakatnya yang sangat besar dan dalam sayembara puisi yang diadakan Akademi Prancis dia mendapat pujian. Dia hampir dapat dikatakan menguasai seluruh bentuk teknik penulisan kesusastraan. Dia menulis puisi, roman, drama, esei dan juga mengadakan studi yang cukup mendalam tentang Shakespeare serta pembahasan tentang kesusastraan dan falsafah. Kumpulan sajaknya yang pertama muncul tahun 1822 berjudul “Odes es Ballades” kemudian muncul romannya yang pertama berjudul “Han d’Islande” terbit tahun 1823 selang setahun kemudian sesudah kumpulan sajaknya yang pertama muncul.

Sedang kumpulan sajaknya yang lain yang terpenting, “les Chants du Crepuscule” (1835), “les Voir Interieures” (1837), “les royans et les Ombres” (1840). Dramanya yang cukup terkenal antara lain, “Hermani” (1830), “le Roi s’asmuse” (1832), dan “Ruy Blas” (1838).

Romannya yang paling besar selain “Les Miserable” adalah “Notre-Dame de Paris” (1831) atau “Si Bongkok dari Notre-Dame” yang kita terjemahkan ini. Roman ini merupakan roman sejarah yang paling besar yang pernah ditulis dalam kesusastraan Prancis bahkan dalam kesusastraan dunia. Dan dia telah dibaca oleh seluruh generasi sepanjang zaman kita.

Ada tiga tokoh utama yang berperan dalam roman ini Claude Frollo seorang padri, juga seorang ahli kimia yang jatuh cinta dan tergila-gila pada seorang gadis gipsy, La Esmeralda dan tentu saja tokoh Quasimodo pelayan Padri Claude Frollo yang dikenal sebagai si Bongkok penabuh genta Katedral Notre-Dame. Dalam akhir kisah ini ketiga tokoh ini secara tragis menemui ajalnya masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar